Januari 13, 2024

Karakteristik yang kamu temui dalam Design Thinking

Karakteristik yang kamu temui dalam Design Thinking ada 4 (empat) :

1. Berbasis Solusi untuk Manusia atau Human-Centered

Kebutuhan dan Kepentingan manusia sebagai pengguna, adalah fokus pendekatan paling utama dalam metode Design Thinking.

Design Thinking berperan mengidentifikasi masalah yang sedang dihadapi manusia dan menjawab masalah tersebut dengan solusi yang berguna dan efektif bagi mereka.

Sekelompok ilmuwan cenderung mengidentifikasi masalah (problem-based), sementara kelompok desainer lebih mengutakaman solusi masalah (solution-based). Dengan kata lain, Design Thinking harus menghasilkan solusi untuk menjawab kebutuhan tersebut. Pendekatan semacam ini akan menuntut menuntut seseorang untuk memunculkan sesuatu yang konstruktif demi mengatasi sebuah masalah.

2. Hands-On 

Keterlibatan langsung di lapangan.

Salah satu tahapan yang dilakukan dalam design thinking adalah prototipe. Yaitu menuangkan ide menjadi produk nyata. Pada Tahap ini, Tim harus melakukan pengujian langsung kepada produk / jasa setengah jadi yang dihasilkan dari Design Thinking. 

Karakteristik hands-on tak akan ada pada bisnis yang tak menggunakan Design Thinking.
Misalnya dengan maraknya coffeeshop yang semakin menjamur di kota-kota besar.
Keberadaan coffeeshop dengan model bisnis dan penawaran yang sama satu dan yang lainnya, hanya akan membuat persaingan industri coffeeshop semakin ketat.

Karena ketidaksertaan Pemilik maupun Tim untuk turun langsung ke lapangan.
Pemilik dan Manajemen coffeeshop juga tidak berusaha mempertanyakan masalah dan kebutuhan yang ada pada peminat kopi.

Sebagai hasilnya, tidak ada produk solutif yang dihasilkan.
Karena Pemilik dan Manajemen hanya berfokus pada Penjualan dan Keuntungan semata

3. Highly Creative

Menjadi kreatif berarti dapat menciptakan sesuatu yang baru.

Ada pula yang berpendapat bahwa seseorang yang kreatif dapat menghubungkan hal-hal yang tadinya tidak berhubungan.
Kalau dilihat, intinya sama saja, bahwa kreativitas menuntut hal yang baru. 

Karakteristik ini sangatlah erat dengan Design Thinking.

Memecahkan masalah dan menjawabnya dengan solusi memang tujuan utama dari Design Thinking. Namun, solusi yang ditawarkan juga harus memperlihatkan konsep yang segar demi menarik pengguna. Kalau solusinya sudah ada sebelumnya, wajar bukan jika pengguna tidak tertarik.

4. Dilakukan Secara Berulang atau Iterative

Mencari masalah baru, Design thinking selalu dimulai dengan mencari masalah.
Kenapa harus repot-repot mencari masalah? 

Karena perilaku dan keinginan Manusia yang terus berubah. Faktanya, Manusia sebagai pengguna tak benar-benar tahu apa yang diinginkan.

Terbukti oleh ungkapan Henry Ford, founder salah satu perusahaan mobil terbesar di dunia.

“Jika aku bertanya apa yang diinginkan pengguna, mereka akan menjawab kuda yang lebih cepat” 

Meski pada akhirnya Ford tak menghasilkan kuda melainkan sebuah Mobil, setidaknya Henry Ford dengan Mobil "FORD" berhasil menyumbang sesuatu yang lebih cepat bukan?








Manusia sebagai Pengguna tidak tahu bahwa yang kamu hasilkan menjadi sesuatu yang sangat mereka butuhkan setelah tampak di depan mata. 

Design Thinking ada untuk menjembatani kesenjangan ini. Digunakan berulang untuk menyodorkan keinginan yang tak tampak tersebut, sampai hasil yang ada dapat menjawab apa yang benar-benar dibutuhkan penggunanya.

SurveyGuaID merupakan Jasa Konsultan Survey yang Profesional dan berpengalaman, hingga dapat membantu dalam setiap Penelitian Akademis, Riset Personal, Market Research (Riset Pasar), bahkan saat ini SurveyGuaID ikut serta membantu dalam Pengembangan Bisnis/ Produk UMKM.

Dengan metode pendekatan Design Thinking, SurveyGua dapat dengan akurat memecahkan masalah untuk kebutuhan Anda.

Berbagai pendekatan dalam Riset dan Penelitian juga digunakan seperti: Pendekatan Personal, Wawancara Langsung, Focus Group Discussion ( Kelompok Diskusi ), Sebar Kuesioner Online dan Kuesioner Offline, Survey Kuantitatif, dan pendekatan lainnya.

BACA JUGA : Proses Design Thinking


www.surveygua.my.id
Help Your Research

Design Thinking: Pengertian, Tahapan, dan Contoh Penerapannya

Design Thinking: Pengertian, Tahapan, dan Contoh Penerapannya

Apa yang pertama kali muncul di pikiranmu ketika mendengar istilah design thinking?
Menurutmu sebuah hal yang identik dengan inovasi, berpikir out-of-the-box, punya terobosan baru, dan lain sebagainya. Kamu nggak salah. Frasa - Frasa tersebut, merupakan hasil yang diinginkan dari proses melakukan design thinking. 

Biasanya, kemampuan melakukan design thinking dibutuhkan dalam pekerjaan yang berkaitan Kreatifitas seperti:  Desain Grafis, desain produk, user experience, UX designer, arsitektur, dan  pekerjaan lain dibidang Kreatif.

Design thinking tak hanya berlaku dalam pekerjaan tersebut, tetap juga dibutuhkan dalam bisnis. Design thinking memang mempunyai keuntungan seperti penghematan biaya dan jaminan return of investment (ROI), membuat pengguna semakin loyal, dan menghemat waktu pengembangan.

Pendekatan Design thinking sangat penting dimiliki startup. Startup harus menciptakan, menguji produk atau jasa dan tak jarang gagal sebelum berhasil. Startup harus bisa mendefinisikan masalah dan menjawabnya dengan hasil produknya yang merupakan peran pendekatan metode Design Thinking.


Lalu, apa yang dimaksud dengan Design Thinking? Bagaimana karakteristik dan penerapannya?

Apa itu Design Thinking ?

Kamu menemui banyak definisi mengenai Design Thinking di Internet. Misalnya, Design Thinking disebut sebagai proses yang dilakukan secara berulang untuk memahami pengguna, menantang asumsi, mendefnisikan ulang permasalahan, serta menciptakan solusi.

Design Thinking adalah sebuah proses untuk memecahkan masalah kompleks yang menitikberatkan kepentingan pengguna. Sederhananya, sebuah pendekatan atau metode pemecahan masalah baik secara kognitif, kreatif, maupun praktis untuk menjawab kebutuhan manusia sebagai pengguna.

Design Thinking meliputi proses-proses seperti analisis konteks, penemuan dan pembingkaian masalah, pembuatan ide dan solusi, berpikir kreatif, membuat sketsa dan menggambar, membuat model dan membuat prototipe, menguji dan mengevaluasi.

Sehingga Design Thinking merupakan sebuah Teknik dan Metode Pengolahan Data yang sangat baik digunakan dalam melakukan sebuah Riset dan Penelitian. Dan dapat termasuk menjadi Metode Kualitatif ( Qualitative ) yang sangat handel untuk memecahkan masalah. 

Inti dari Design Thinking adalah untuk :

  • Menyelesaikan masalah yang rumit.
  • Mengubah strategi menjadi solusi.
  • Menggunakan nalar abduktif dan produktif.
  • Menggunakan media pemodelan non-verbal, grafik atau spasial, misalnya, membuat sketsa dan membuat purwarupa.

Design Thinking memberi ruang untuk gagal. Maka belajar dari kegagalan, kita harus memahami mengapa kita gagal dan mengapa kita harus memperbaikinya. 

Design Thinking juga dikaitkan dengan resep untuk inovasi produk dan layanan dalam konteks bisnis dan sosial. Tapi juga dikritik karena menyederhanakan dan meremehkan peran pengetahuan dan keterampilan teknis. Padahal pengetahuan dan ketrampilan teknis saja tidak dapat menghasilkan sebuah Produk dan Jasa yang dapat mengerti penggunanya, yaitu Manusianya itu sendiri.

4 (Empat) pendekatan Design Thinking dapat menghasilkan antara lain:

Fungsionalitas baru, yaitu solusi yang memenuhi kebutuhan baru atau solusi yang memenuhi kebutuhan lama dengan cara yang sama sekali baru.

  • Solusi Tingkat kinerja yang lebih tinggi.
  • Menurunkan biaya produksi.
  • Peningkatan salabilitas

Jadi, Design Thinking mencakup semua bentuk inovasi produk, termasuk terutama inovasi inkremental (kinerja yang lebih tinggi) dan inovasi radikal (fungsionalitas baru).

Dengan rekomendasikan pendekatan yang seimbang: Pengembang produk dan jasa harus mencari peluang di keempat bidang tersebut.

SurveyGua dibangun dan dikembangkan menggunakan metode Design Thinking sebagai pendekatan utama dalam proses Riset dan Penelitian yang dilakukan ( Lihat Metode SurveyGua

APA ITU GREEN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT ?

Green Supply Chain (GSCM)
adalah merupakan konsep/inovasi pengelolaan operasional rantai pasok dengan menggabungkan tujuan ekonomi dan lingkungan seperti aktivitas green puchasing, reverse logistics (recycle, reuse, dan remanufacturing), dan eco design.

Manajemen rantai pasok hijau, atau yang juga dikenal sebagai Green Supply Chain Management
adalah salah satu pendekatan strategis dalam bidang Supply Chain yang berfokus pada praktik-praktik berkelanjutan dalam setiap aspek rantai pasok. 
Tujuan utamanya adalah untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan mempromosikan penggunaan sumber daya yang lebih efisien.

        Kunjungi SurveyPedia



Manajemen rantai pasok hijau, atau yang juga dikenal sebagai Green Supply Chain Management adalah salah satu pendekatan strategis dalam bidang Supply Chain yang berfokus pada praktik-praktik berkelanjutan dalam setiap aspek rantai pasok. 

Tujuan utamanya adalah untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan mempromosikan penggunaan sumber daya yang lebih efisien.

Green Supply Chain Management mampu melampaui praktik konvensional dengan mengintegrasikan strategi ramah lingkungan ke dalam setiap tahap Supply Chain, mulai dari pengadaan bahan baku hingga pengiriman produk kepada pelanggan.

Dalam konteks ini, Green Supply Chain Management berarti selalu mempertimbangkan serta menyisipkan prinsip-prinsip keberlanjutan dan keberlangsungan lingkungan hidup dalam proses pengadaan, produksi, transportasi, penyimpanan, hingga distribusi produk. 

Hal ini mencakup pemilihan bahan baku yang ramah lingkungan, penggunaan energi terbarukan, pengurangan limbah, pengelolaan limbah yang bertanggung jawab, serta pengoptimalan logistik untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.

Green Supply Chain Management bukan hanya tentang meminimalkan dampak negatif, tetapi juga tentang menciptakan nilai positif. Dalam artian, kita harus selalu mencari peluang untuk menghadirkan inovasi baru yang ramah lingkungan, seperti penggunaan teknologi terkini untuk efisiensi energi, pengembangan produk ramah lingkungan, dan kolaborasi dengan pemasok yang memiliki prinsip keberlanjutan yang sama.

www.surveygua.my.id   |   Help Your Research


PROSES SERTA TUJUAN MELAKUKAN PENELITIAN PASAR ( MARKET RESEARCH )

Penelitian Pasar ( Market Research ) merupakan sebuah proses yang perlu Anda lakukan sebelum memulai bisnis maupun usaha. Hal ini bertujuan untuk memperoleh data yang objektif dan akurat untuk selanjutnya dapat dijadikan acuan dalam membuat keputusan.

Penelitian dilakukan secara bertahap dan sistematis diawali dengan perumusan masalah, perumusan tujuan riset, pencarian responden yang tepat, penyebaran kuesioner, pengumpulan data, pengolahan hasil data, analisa data dan interpretasi hasil riset.

          Hubungi SurveyGua: www.surveygua.my.id/contactgua

Perusahaan atau perorangan melakukan Penelitian Pasar ( Market research ) dengan cara berikut:

  • Melakukan penyebaran kuesioner yang sesuai dengan tujuan riset pasar serta target pasar.
  • Riset group ( Focus Group Discussion - FGD ) dengan mengumpulkan sekelompok target market utama kita dan menyampaikan informasi mengenai produk atau jasa yang kita tawarkan dan menyampaikan kelebihan dan kekurangan produk atau jasa itu.
  • Observasi di lapangan, biasanya dilakukan dengan sukarela dan acak dalam pemilihan responden. Cara ini dilakukan untuk melihat perilaku dari konsumen.
  • Materi market research itu sendiri adalah objek yang akan dipasarkan yaitu produk, harga, promosi, distribusi.



Adapun tujuan Penelitian Pasar ( Market Research )  itu sendiri adalah :

  • Tujuan Deskriptif; Dikumpulkan dan disajikan melalui pernyataan berdasarkan data dan fakta.
  • Tujuan Diagnostik; Pembahasan terkait data maupun tindakan.
  • Tujuan Prediktif; Setelah memperoleh data yang objektif dan akurat untuk selanjutnya dapat dijadikan acuan dalam membuat prediksi dan pengambilan keputusan yang terencana.

Proses Penelitian Pasar ( Market Research )
harus dilaksanakan secara berurutan dengan sistematis :

  1. Identifikasi Masalah.
    Perusahaan atau perorangan akan terlebih dahulu mengidentifikasi masalah apa yang muncul dalam bidang pemasaran sehingga dibutuhkan riset lebih lanjut.
  2. Perumusan Kerangka Teori.
    Setelah masalah teridentifikasi, langkah berikutnya adalah perumusan kerangka teori. Di sini, langkah-langkah penyelesaian masalah melalui riset akan dirumuskan lebih lanjut.
  3. Desain Riset.
    Membuat formulasi desain riset yang hendak dijalankan. Formulasi riset harus dimatangkan dalam tahapan ini agar bisa dijalankan dengan baik dan hasilnya optimal. Dalam tahapan ini kita dapat menentukan penggunaan Metode Kualitatif maupun Kuantitatif.
  4. Pengumpulan Data.
    Survey Lapangan dan Kuesioner Online dapat digunakan untuk pengumpulan data. Petugas riset akan terjun ke lapangan dan melakukan aktivitas pengumpulan data sesuai metode yang telah dirumuskan sebelumnya. Juga dapat dilakukan dengan melakukan sebar kuesioner online maupun teknik lain yang dianggap perlu seperti Focus Group Discussion - FGD, Design Thinking
  5. Analisa Hasil Data.
    Dilakukan pengolahan serta analisis data. Data hasil riset di lapangan diolah agar dapat disajikan dengan rapih dan akurat.
  6. Kesimpulan Akhir.
    Membuat laporan Penelitian Pasar ( Market Research ) dalam bentuk Presentasi yang baik, serta dapat dipresentasikan hasil dari penelitian atau riset yang dijalankan. 
Dari keseluruhan tahapan di atas, diharapkan akan didapat hasil yang optimal terkait langkah-langkah yang harus diambil selanjutnya berdasarkan hasil riset untuk kemajuan usaha kedepannya.

          Baca SurveyPedia

Selain itu Anda juga bisa berkolaborasi dan mempercayakan kuesioner Anda kepada SurveyGua, Karena SurveyGua dapat memahami apa yang ada di dalam pikiran Responden.

SurveyGuaID merupakan Jasa Konsultan Survey yang Profesional dan berpengalaman, hingga dapat membantu dalam setiap Penelitian AkademisRiset PersonalMarket Research (Riset Pasar), bahkan saat ini SurveyGuaID ikut serta membantu dalam Pengembangan Bisnis/ Produk UMKM.

Semangat!

Karakteristik yang kamu temui dalam Design Thinking

Karakteristik yang kamu temui dalam Design Thinking ada 4 (empat) : 1. Berbasis Solusi untuk Manusia atau Human-Centered Kebutuhan dan Kepen...